Thursday, 14 April 2011

Senandung Daun, Angin, dan Masa Depan



Daun merindukan tangkainya,
tangkai yang senantiasa memberinya kekuatan untuk tetap ada.
Daun rindu akan pohonnya,
Induk yang senantiasa melindunginya dan selalu ada bersamanya.

Ketika angin datang dan melepas semua ikatan,
Daun berayun bersama angin.
Entah kemana mereka akan membawanya…
daun pasrah dan hanya bisa mengangguk pelan.

Tahukah daun tentang dunia baru yang mungkin ia datangi?
Entahlah. Ia seolah tidak peduli, seolah dirinya kuat, dan seolah dirinya berani.
Namun tetap saja,
ia berayun bersama angin tanpa melawan.

Tahukah daun tentang rahasia kehidupan yang menyambutnya?
Entahlah. Mungkin dirinya dapat terluka,
atau justru…
kehidupan bewarna sudah menanti kedatangannya?

Jika langit saja mau melepasnya berlalu,
bahkan…
ucapan perpisahan itu masih sayup-sayup terdengar menggema dengan perlahan,
begitu pula dengan induknya.
Karena ketika sang waktu itu datang, angin akan membawanya.
Itulah proses,
dan daun masih berayun dalam buaian angin.

Daun merindukan tangkainya,
yang selalu menjaganya kuat dengan penuh kasih.
Daun merindukan inangnya,
yang senantiasa menopang kehidupannya tanpa mengharap balas.

Daun berkelana, serasa jagad bumi ini diputarinya.
Daun selalu berharap, meski dalam dekap angin dingin,
dunia dan langit kan masih bersapa hangat padanya…
padang-rumput.jpg

No comments:

Post a Comment